Home | Registration | Login | RSSSenin, 06/05/2024, 03:25

Teguh Hardi Murtad Fotografi

Menu Saji
Kemurtadan
Waton Njeplak [44]
Nyelathu Umuk Goblog Keblinger
Sajak Njeplak [17]
Login form
Login:
Password:
Main » Sajak Njeplak
pugar

Sudahkah kita selam lembar-lembar semangat
biar jiwa yang pekat kembali hangat,

Pernahkah kita tatap cermat rima-rima kakawin percintaan
sekedar membikin hidup sumringah tak jengah,

Tentang baris-baris persahabatan, pernahkah kita resapi
hingga tawa-tawa kebersamaan tak ditelan sepi,

Pernahkan pula kita tenggat undang-undang kodrat
sampai kemanusiaan menghumbalang pada tiap jidat,

Kini saatnya kita kembali memugar sebuah dunia,
Dunia tentang jamaknya cinta yang merona. 

gubahan Love's Act di http://www.tulisandonie.blogspot.com/
Category: Sajak Njeplak | Diserat: 10/07/2009 | Caci Maki (4)

Kerut

Diam-diam dia dalam
Menyusut kalut remuk dan redam

Diam-diam dia kusam
Masam disapa kaku mencecer runyam

Dia yang lain mengonggok terpejam
dipasung paksa ketika malam
mengurai kusut dalam gelap mencekam

Hari belumlah katam
masih panjang melengkung tajam
masih nanar curam menghujam

Kiranya cukup hanya sungging salam
sedianya damai senyum ditanam
sampai berbuah tuah layaknya zam-zam
bagi keriput-keriput hitam

Bagi kerut-kerut yang lebam

Category: Sajak Njeplak | Diserat: 09/07/2009 | Caci Maki (4)

hampa


Kembali sayatan ngilu lekas membekas di urat-urat pilu
jasad yang menghampa sebelumnya semakin bebal beku serupa keras batu
Begitu berat melangkah setapak, begitu lapuk ditindih beban yang singgah tak sejenak.

Sementara durjana-durjana mengitar riuh bersorak-sorak.
Kidung kematian seolah mendengung.
Bertalun-talun tegak di simpang linglung.

Dari sudut gelap, liang empat hasta terbujur menganga, jasad jiwa diboyong berdiri di dekat di bibirnya, begitu dekat.

Batara-batara tampaknya sedang tak happy, dengan begitu sinisnya melempar opsi-opsi.

'memeluk sendiri pekat dalam gelap liang di depan'

ataukah

'harus dikirim dengung-dengung busuk para durjana untuk mendorongnya'

Jika saja ada pilihan ketiga,
meski tentu saja masih percuma.

Jiwa,
sudah terlalu hampa untuk memilih
sudah terlalu beku untuk tak memilih.

Category: Sajak Njeplak | Diserat: 06/07/2009 | Caci Maki (1)

« 1 2 3 4 5 6 »

Bendera Bunderan HI

Tag Board

Blog buat murtad motret
,