1
Jayasreesankar
(18/09/2013 00:42)
0
Mas, saya Alumni UGM, bapak saya pegawai kacametan gajinya 400rb, SPP waktu itu 250rb, tahun 2000 bapak saya pensiun, saya orang gunungkidul dan kost di jogja saya masuk 1998 lulus 2004 di Jurusan Geologi-Fakultas Teknik.UGM sosialisasi pembayaran SPP setahun sebelum pembayaran, mereka menyediakan kalender akademis. Dalam jangka waktu itu saya dan keluarga bisa mempersiapkan biaya SPP (ingat bapak saya GAJI 400 RIBU, PENSIUN 2000, saya lulus 2004). Saya kerja mas, sambil kuliah, untuk pembayaran : SPP, biaya praktikum, kuliah lapangan, beli buku dll, dan biaya hidup, oleh karena itu saya kuliahnya jadi th.Saya sejak dulu sadar kalau miskin mas, oleh karena itu saya prihatin. Saya dan banyak teman saya mengalami hal itu, bahkan kalau ndak punya duwit kadang ada yang tidur seharian biar ndak makan.Saya benar-benar heran dengan semua tulisan emosional diatas mas. Itu bukan tulisan seorang mahasiswa UGM atau orang yang lama tinggal di Jogja.Masalah birokrasi, cobalah untuk menyingkapi semua peraturan di kampus dengan kepala dingin. UGM tidak buruk seprti yang mas kira.Apakah mas sudah benar-benar pernah mengalami perjuangan hidup. Tulisan diatas berisi banyak keluhan dan protes kepada dunia tanpa rasa syukur. Saya rasa mungkin mas belum mengalami ya, seseorang yang pernah mengalami perjuangan hidup pasti akan lebih bijak.Kuliah di UGM dan hidup di Jogja itu berkah mas jika anda bisa menyadarinya. Jangan sia-siakan itu dan saya mohon hormatilah orang yang lebih tua.Matur Nuwun
|