Pada dialog pertama dengan Tuhan, merayukah kita agar dilahirkan?
Apakah titah Tuhan terngiang dan berputar-putar dibenak ketika kita mulai berkehidupan?
Tidak bukan?
Sejak kepala merobek selangkangan, kita mulai melek dalam ketidaktahuan
Tuding telunjuk dan ngoceh orang-orang,
apakah bisa dianggap kebenaran?
Tidak bukan?
Hidup adalah kesalahan yang ditakdirkan
Tak perlu perbaikan untuk dibenarkan
Jalan ke arah itu hanya cukup menambah sesat di tengah gelap.
Setuju bukan?
Tuhan adalah sumber masalah yang harus ditelusur sampai jasad kaku terbujur.