Home | Registration | Login | RSSSetu, 23/11/2024, 09:45

Teguh Hardi Murtad Fotografi

Menu Saji
Kemurtadan
Waton Njeplak [44]
Nyelathu Umuk Goblog Keblinger
Sajak Njeplak [17]
Login form
Main » 2009 » June » 18
Debat calon presiden putaran pertama yang mengusung tema 'Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Penegakan Supremasi Hukum dan HAM' digelar Kamis malam di Studio 1 Trans TV, Jakarta. Debat yang terbagi dalam tiga sesi dan menghadirkan ketiga capres, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Muhammad Jusuf Kalla dibuka dengan sambutan ketua KPU, Abdul Hafiz Anshary, dipandu oleh Anies Baswedan, rektor Universitas Paramadina.

Sesi pertama debat diisi dengan penyampaian strategi dan visi ketiga capres terkait upaya menciptakan good and clean governance dan law enforcement berturut-turut dari capres nomor urut satu, Megawati, SBY, dan terakhir capres no urut tiga, JK.

Megawati menitikberatkan pada nation character building yang terwujud dalam sikap mental para aparatur negara dalam menjalankan tugas untuk bisa mencapai pemerintahan yang baik. Sementara SBY memandang penegakan HAM menjadi salah satu kata kunci yang harus menjadi tugas bersama ketika good and clean governance ingin diwujudkan. Hal agak berbeda disampaikan JK menanggapi sodoran tema tersebut dengan mengemukakan keharusan adanya sebuah target baik dari segi waktu, pencapaian, dan performance dalam tubuh birokrasi.

Setelah masing-masing capres selama 10 Menit menyampaikan visinya, moderator kemudian mengemukakan pertanyaan seputar Undang-Undang tentang Tindak Pidana Korupsi sampai sampai saat ini belum juga rampung pembahasannya oleh DPR. SBY yang mendapat giliran pertama mengatakan akan mengeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) jika sampai batas waktu September 2009 Undang-undang yang dimaksud belum juga disahkan. JK melanjutkan dengan komentar senada mengingat posisinya yang masih berstatus Wapres incumbent. Giliran terakhir Megawati lebig cenderung untuk menggunakan Undang-undang yang sudah ada dalam mengadili tindak pidana korupsi ini.

Pertanyaan berikutnya tentang alutsista TNI yang kondisinya lemah dengan banyaknya kecelakaan peawat yang terjadi sementara situasi hubungan dengan negara tetangga memanas ditanggapi beragam oleh ketika Capres. Revitalisasi serta pemberdayaan Pindad dalam pembuatan salah satu Alutsista menjadi jawaban JK dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada. Megawati sendiri juga senada dengan jawaban JK terkait revitalisasi dengan menghitung ulang Alutsista mana saja yang masih layak pakai serta kedepannya akan memfokuskan pada penganggaran TNI. Sedangkan SBY mengemukakan bahwa ada jarak antara porsi anggaran pertahanan ideal sebesar Rp. 120 Triliun dengan anggaran yang ada sekarang sebesar Rp. 35 Triliun. Porsi anggaran menurut SBY akan terus ditingkatkan dengan bertahap dengan tetap mengutamakan kebutuhan operasional dan menunda pemenuhan Alutsista canggih seperti kapal selam dan pesawat tempur.

Bencana alam dan bencana industri dengan contoh kasus Lumpur Lapindo juga disodorkan oleh moderator untuk ditanggapi oleh tiga orang Capres. Megawati mengingatkan akan pentingnya leadership serta upaya penyelamatan berupa relokasi para korban lumpur Lapindo dan persoalan yang mempunyai unsur hukum harus dibawa dalam ranah hukum untuk menyelesaikannya. JK menyambung dengan melihat ke akar permasalahan bencana Lumpur Lapindo yang meliputi semburannya itu sendiri, akibat, dan infrastruktur ekonomi yang terkena dampaknya. Sebagai pemungkas pertanyaan di sesi dua ini, SBY berujar akan mereview langkah-langkah yang telah diambil terkait bencana Lumpur Lapindo dengan tetap berusaha mencari solusi atas luapan lumpur dan pemberian bantuan kepada korban sesuai porsinya antara pemerintah dan pihak Lapindo Brantas.

Memasuki segmen terakhir debat, pertanyaan tentang pungutan liar dan masalah TKI menjadi ajang saling melempar komentar diantara ketiga Capres. Adanya aturan yang jelas, kesejahteraan pegawai, dan mekanisme punishment bagi pelakunya menjadi teori yang diajukan JK menjawab persolan ini. Mengomentari teori ini, Megawati sependapat dan mengemukakan kembali pentingnya mental aparatur negara. Komentar terakhir ditambahkan SBY dengan menambahkan pentingnya menampung aduan dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diterimanya.

Ketika menyinggung masalah TKI yang mendapat masalah ditempat dimana ia bekerja, Megawati mengatakan bahwa akar permasalahan sebenarnya ada didalam negeri yang kemudian menjadi tidak gampang ketika para TKI berangkat tidak sesuai prosedur sehingga menjadi TKI ilegal. Sulitnya upaya melindungi para TKI, terutama TKI ilegal  semakin rumit karena berbenturan dengan hubungan diplomatik kedua negara. Jawaban yang berbeda yang diharapkan dari kedua capres menanggapi pernyataan Megawati ini ternyata tidak muncul. Keduanya menyatakan setuju ddan sependapat terutama menyangkut akar penyebab yang berada didalam negeri.

Acara yang berlangsung kurang lebih dua jam ini selain dihadiri oleh para tokoh partai serta tim sukses masing-masing, juga diikuti oleh para artis-artis yang tampak serius mengikuti acara ini hingga berakhir.
Category: Waton Njeplak | Diserat: 19/06/2009 | Caci Maki (0)

Bendera Bunderan HI

Tag Board

Blog buat murtad motret
,