|
Main » Entries archive
Debat calon presiden putaran pertama yang mengusung tema 'Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Penegakan Supremasi
Hukum dan HAM' digelar Kamis malam di Studio 1 Trans TV, Jakarta. Debat yang
terbagi dalam tiga sesi dan menghadirkan ketiga capres, Megawati
Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Muhammad Jusuf Kalla
dibuka dengan sambutan ketua KPU, Abdul Hafiz Anshary, dipandu oleh
Anies Baswedan, rektor Universitas Paramadina. Sesi pertama debat
diisi dengan penyampaian strategi dan visi ketiga capres terkait upaya
menciptakan good and clean governance dan law enforcement
berturut-turut dari capres nomor urut satu, Megawati, SBY, dan terakhir
capres no urut tiga, JK. Megawati menitikberatkan pada nation
character building yang terwujud dalam sikap mental para aparatur
negara dalam menjalankan tugas untuk bisa mencapai pemerintahan yang
baik. Sementara SBY memandang penegakan HAM menjadi salah satu kata
kunci yang harus menjadi tugas bersama ketika good and clean governance
ingin diwujudkan. Hal agak berbeda disampaikan JK menanggapi sodoran
tema tersebut dengan mengemukakan keharusan adanya sebuah target baik
dari segi waktu, pencapaian, dan performance dalam tubuh birokrasi. Setelah
masing-masing capres selama 10 Menit menyampaikan visinya, moderator
kemudian mengemukakan pertanyaan seputar Undang-Undang tentang Tindak
Pidana Korupsi sampai sampai saat ini belum juga rampung pembahasannya
oleh DPR. SBY yang mendapat giliran pertama mengatakan akan
mengeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu) jika sampai batas waktu September 2009 Undang-undang yang
dimaksud belum juga disahkan. JK melanjutkan dengan komentar senada
mengingat posisinya yang masih berstatus Wapres incumbent. Giliran
terakhir Megawati lebig cenderung untuk menggunakan Undang-undang yang
sudah ada dalam mengadili tindak pidana korupsi ini. Pertanyaan
berikutnya tentang alutsista TNI yang kondisinya lemah dengan banyaknya
kecelakaan peawat yang terjadi sementara situasi hubungan dengan negara
tetangga memanas ditanggapi beragam oleh ketika Capres. Revitalisasi
serta pemberdayaan Pindad dalam pembuatan salah satu Alutsista menjadi
jawaban JK dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.
Megawati sendiri juga senada dengan jawaban JK terkait revitalisasi
dengan menghitung ulang Alutsista mana saja yang masih layak pakai
serta kedepannya akan memfokuskan pada penganggaran TNI. Sedangkan SBY
mengemukakan bahwa ada jarak antara porsi anggaran pertahanan ideal
sebesar Rp. 120 Triliun dengan anggaran yang ada sekarang sebesar Rp.
35 Triliun. Porsi anggaran menurut SBY akan terus ditingkatkan dengan
bertahap dengan tetap mengutamakan kebutuhan operasional dan menunda
pemenuhan Alutsista canggih seperti kapal selam dan pesawat tempur. Bencana
alam dan bencana industri dengan contoh kasus Lumpur Lapindo juga
disodorkan oleh moderator untuk ditanggapi oleh tiga orang Capres.
Megawati mengingatkan akan pentingnya leadership serta upaya
penyelamatan berupa relokasi para korban lumpur Lapindo dan persoalan
yang mempunyai unsur hukum harus dibawa dalam ranah hukum untuk
menyelesaikannya. JK menyambung dengan melihat ke akar permasalahan
bencana Lumpur Lapindo yang meliputi semburannya itu sendiri, akibat,
dan infrastruktur ekonomi yang terkena dampaknya. Sebagai pemungkas
pertanyaan di sesi dua ini, SBY berujar akan mereview langkah-langkah
yang telah diambil terkait bencana Lumpur Lapindo dengan tetap berusaha
mencari solusi atas luapan lumpur dan pemberian bantuan kepada korban
sesuai porsinya antara pemerintah dan pihak Lapindo Brantas. Memasuki
segmen terakhir debat, pertanyaan tentang pungutan liar dan masalah TKI
menjadi ajang saling melempar komentar diantara ketiga Capres. Adanya
aturan yang jelas, kesejahteraan pegawai, dan mekanisme punishment bagi
pelakunya menjadi teori yang diajukan JK menjawab persolan ini.
Mengomentari teori ini, Megawati sependapat dan mengemukakan kembali
pentingnya mental aparatur negara. Komentar terakhir ditambahkan SBY
dengan menambahkan pentingnya menampung aduan dan keluhan masyarakat
terhadap pelayanan publik yang diterimanya. Ketika menyinggung
masalah TKI yang mendapat masalah ditempat dimana ia bekerja, Megawati
mengatakan bahwa akar permasalahan sebenarnya ada didalam negeri yang
kemudian menjadi tidak gampang ketika para TKI berangkat tidak sesuai
prosedur sehingga menjadi TKI ilegal. Sulitnya upaya melindungi para
TKI, terutama TKI ilegal semakin rumit karena berbenturan dengan
hubungan diplomatik kedua negara. Jawaban yang berbeda yang diharapkan
dari kedua capres menanggapi pernyataan Megawati ini ternyata tidak
muncul. Keduanya menyatakan setuju ddan sependapat terutama menyangkut
akar penyebab yang berada didalam negeri. Acara yang berlangsung
kurang lebih dua jam ini selain dihadiri oleh para tokoh partai serta
tim sukses masing-masing, juga diikuti oleh para artis-artis yang
tampak serius mengikuti acara ini hingga berakhir.
|
Tahukah saudara bahwa rokok mengandung segunung unsur kimiawi yang mungkin mengakibatkan banyak penyakit; Nikotin yang dikatakan kimia beracun, bersusun seperti alkali. Unsur inilah yang paling banyak menyumbang kematian bagi para penikmatnya (60 gram dari unsur ini, seandainya diberikan sekaligus kepada manusia lewat suntikan di urat nadinya, sudah cukup untuk mematikannya).
Apakah saudara tahu bahwa Tar/Tir sebagai kambing hitam kedua sangat lengket seperti cat, orang Dinas Pekerjaan Umum biasa memakai ini untuk mengaspal jalan, Tar menjaga agar tembakau tetap mengepul ketika dibakar, para penentang rokok memvonis sebagai penyumbat saluran pernapasan.
Dan tahukah saudara bahwa Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida juga bernasib sama dituduh sebagai sumber bahaya, dihasilkan dari proses pembakaran tembakau dan kertas pembungkus rokok. Kawan-kawan lain, Zat Methol, Baridin, Nitrogen Oksida, Gas Amoniak Kaustik tak kunjung jua mendapat amnesti dari statusnya sebagai bromocorah kesehatan.
Saya yakin semuanya sepakat berucap, 'Ah..info basi!'
Yang basi harus tetap dipropagandakan supaya terkesan menakutkan, kata para pembenci pemuja-pemuja tuhan 9 centi, 'Rokok adalah bara tembakau diujung satu, dan seorang idiot diujung lainnya'
Tuduhan idiot dianggap masuk akal.
Anda bisa mati mendadak karena pembuluh darah koroner menyempit dan hati menggumpal. LebiH sadis lagi kegiatan ber-fesbuk dan nge-blog akan terhenti karena pembuluh darah pada otak membeku.
Tapi bukan propaganda-propaganda itu yang memutus keinginan saya pagi ini untuk berhenti merokok barang satu hari. Nikmat kepul asap kretek bersama tegukan kopi hitam sudah terasa menjemukan. Dengan bulat tekad menyikat tuhan 9 centi hari ini, saya melupakan sederet merk rokok yang selalu setia menonjol disaku baju.
Tapi Tuhan pembuat 9 planet (sebelum Pluto di kartu merah oleh International Astronomical Union) membuat takdir lain, spesial untuk saya hari ini.
Seorang kawan sehabis menjelajah pedalaman Poso, menghadiahkan sebuah pipa rokok dari kayu hitam yang berukir. Cap idiot di ujung tembakau mungkin saya terima sebelumnya, namun saya tidak akan menjadi idiot untuk kedua kali dengan menganggurkan pipa keramat itu.
Sudah 3 batang kretek filter dan sebatang kretek tulen saya habiskan sejak pipa itu diserahterimakan, dan masih akan terus berlanjut karena saya tidak mau dibodohi dengan sebait kata 'Merokok dapat...bla..bla..bla'. Terlebih sesosok pipa itu menegaskan bahwa menyalakan tembakau adalah sebuah seni tidak sekedar merokok klepas-klepus.
|
Perdebatan antara saya dengan seorang teman bermula ketika dia menimpali dengan bersemangat 'Jika kita niat, pasti menang perang melawan Malaysia." Saya cuma menarik ujung bibir saya, sedikit.
'Jaman dulu Mas, kita menang perang lawan Belanda hanya dengan bambu runcing, itu semua terjadi karena ada niat dan keyakinan menang.' "Menang?!" celetuk saya." Pak, kita tidak pernah menang perang lawan Belanda" "Tapi liat dulu Mas, jaman kakek saya dulu, bisa merebut senapan tentara Belanda". "Kalau yang dimaksud seperti itu, artinya kita menang pertempuran Pak, soalnya kalau perang, definisinya adalah total war, kumpulan dari berbagai pertempuran, dan kita tidak pernah menang perang melawan penjajah Belanda, karena yang mengalahkannya Jepang." " Terlepas dari itu mas, Allah pasti memberikan jalan seperti ketika saya dulu mampu hidup meski gaji seperti dikebiri."
Topik rupanya sudah tidak satu jalur. Sekali lagi saya tarik senyum saya, sedikit.
Dimulailah debat tanpa pangkal ujung ini.
Sebuah pernyataan yang kurang saya senangi tentang apa yang ia lontarkan adalah sudut pandangnya yang diambil dengan pendekatan agama yang menurut saya hanya akan mematikan rasio dan logika berpikir karena tidak memberikan ruang kritik.
"Takdir yang menentukan Mas, apakah nanti kita menang apa kalah dengan Malaysia." Tambahnya. Sebuah ungkapan pasrah tanpa perlawanan benak saya bilang. Dan untuk sekian kalinya beliau menyambung dengan susut pandang Islam-nya.
Dialog kemudian berpindah ke masalah agama tentang akidah dan sejarah Islam. Saya dicap Musyrik karena ungkapan bahwa setiap agama punya Tuhannya masing-masing. Dia bersikukuh bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan menganggap Islam adalah yang paling benar dan sempurna sebagai mana terfirman dalam Al Quran.
"Maaf, Pak. Jika kita memandang masalah terutama keyakinan yang sifatnya sangat personal kita tidak bisa menggunakan kaca mata Islam saja. Saya Muslim, tapi saya akui bahwa Islam dalam sejarah manusia global tercatat sebagai Agama termuda dibanding Yahudi dan Nasrani."
"Tidak bisa begitu Mas, Islam telah ada sejak Adam diciptakan dan kemudian disempurnakan generasi berikutnya" " Sekali lagi kita harus pakai standar universal yang dapat diterima semua umat, Pak.Tidak hanya Alquran." " Saya percaya bahwa Alquran masih yang paling benar" "Tapi tidak bagi umat lain, Pak. Keyakinan mereka tidak bisa dipinggirkan begitu saja, karena justru penentangan mereka menjadi bukti kebesaran Allah, bahwa memang manusia diciptakan dengan akal sehingga apa yang dia yakini tidak buta semata."
Sekali lagi saya dicap Musyrik.
"Jaman Kanjeng Rasul dulu, ketika awal sejarah Islam, juga banyak orang bebal seperti Mas ini, dengan kesombongan rasionya." "Berbicara dakwah Nabi dulu, menurut saya memang Allah menciptakan situasi demikian itu. Percuma dong Allah mengutus para Rasulnya dengan segala mukjizatnya jika begitu saja mereka menerima apa yang disampaikan."
Dia kemudian beralih ke topik pengalaman spiritual setelah sebelumnya berpanjang-panjang menceritakan metode dakwah tidak hanya tindakan dan menantang hafalan hadis saya tentang dakwah.
Minat saya menyimak Bapak satu ini hingga hampir 1 jam berceloteh, adalah kegigihannya terhadap keyakinan yang menurut pendapat "Musyrik" saya, akan membawa kita ke jaman Dark Age. Agama sesungguhnya adalah pengejawantahan kebuntuan manusia. Agama menjadi pelampiasan untuk bersandar dari ketidakberdayaan yang sifatnya sangat relatif. Untuk itulah mengapa saya memeluk Islam, bukan Yahudi, Nasrani, Budha, atau Hindu. Islam bagi saya memberikan jawaban dan memenuhi sisi tergelap yang saya alami dan rasakan. Bagi pemeluk agama lain mungkin tidak berlaku seperti itu karena sekali lagi sangat subjketif.
Dengan suara yang agak tinggi sang bapak menolak mentah-mentah. Islam diciptakan bagi seluruh umat manusia dan sekali lagi menjadi yang paling sempurna. Permisalan yang dia ajukan adalah pengalaman spiritual pribadinya tentang klaim malam lailatul qadar yang menakjubkan dan rangkaian ibadah haji yang membuat dia bisa berbicara bahasa inggris mendadak ketika diprotes orang Syiah Iran didepan Ka'bah.
Bosan dan capek meluruskan ke satu topik pembicaraan membuat saya dengan terpaksa undur diri. Cap Musyrik yang barusan saya peroleh, saya hembuskan jauh-jauh bersama kepulan asap sebatang kretek yang terasa begitu nikmat di tengah dinginya ruangan ber-AC 5 biji. (*)
|
Tulisan kali ini akan mereview dan mengkritisi tulisan Jan Amcoff &
Erick Westholm yang berjudul Understanding Rural Change – Demography as
a Key to the Future. Mereka mengawali tulisannya dengan menjelaskan
fenomena baru dalam bidang kajian ilmu yaitu metodologi foresight.
Menurut saya, memang metodologi foresight telah mengambil posisi yang
teramat strategis mengingat pentingnya bagi seseorang maupun kelompok
baik perusahaan maupun Negara untuk mengetahui gambaran apa yang
mungkin akan terjadi di masa depan.
|
Tapi Katanya...Jadi ndak Pak bikin fesbuknya?... ntar Bapak add saya ya
|
Oleh : Iris Grossmann Critical Review
Tulisan ini akan mereview dan mengkritisi tulisan Iris Grossmann yang berjudul Critical and Strategic Factors for Scenario Development and Discontinuity Tracing. Grossmann melalui tulisannya berusaha menjawab 3 pertanyaan dasar didalam upaya pengembangan scenario dan penelitian mengenai masa depan, yaitu permasalahan diskontinuitas, aspek multidimensi dalam scenario dan pembelajaran mengenai perubahan dan kompleksitas.
|
Selasa, 19 Mei 2009, Liputan6.com tepat pukul 18.00 WIB meluncurkan tampilan barunya dengan template seperti situs berita online pada umumnya. Ada satu hal yang menggelitik saya, mengapa Bapak Adminnya kurang teliti dengan memasukkan berita kecelakaan kedalam berita liputan bola?
|
Tanggal di website Cenderawasihpos.com di pojok kiri atas lebih maju sehari dari pada seharusnya 12 Mei 2009.
|
Billboard Himbauan Perlunya IMB di Pertigaan Tugu Kujang Bogor
|
|
|